Senin, 24 November 2008

Menyongsong Masa Depan

Ketika aku mulai bermetamorfosis menjadi sesosok manusia yang mulai menghadapi dan menyusuri kehidupan seiring perkembangan zaman,kini aku mulai beranjak dewasa yang menuntutku untuk berfikir bijak dalam menentukan masa depanku.Impian dan cita-cita saatnya kukejar menjadi kenyataan.
Dulu sewaktu kecil, begitu antusiasnya ingin mempunyai cita-cita setinggi mungkin, menjadi seorang dokter itulah yang kupilih .Dokter adalah orang yang kuanggap paling mulia.Dia selalu menolong orang dengan sukarela.Tapi sekarang, aku mulai berfikir impian dan cita-cita yang paling mulia bukanlah menjadi seorang dokter lagi , tapi menjadi seorang guru. Tanpa guru, dokter pun takkan ada.Tanpa guru ,pemimpin negara kita pun takkan ada .Berarti negara ini pun takkan bisa lahir jika tanpa guru.
Begitu hebat dan mulianya sosok guru, meskipun dia tidak menjadi banyak impian dan cita-cita anak bangsa saat ini, tapi dia bisa melahirkan banyak sumber daya manusia yang berkualitas dan sangat diperhitungkan di dunia ini.
Andaikata aku ditakdirkan menjadi seorang guru, aku ingin sekali menjadi seorang guru yang mulia. Guru yang bisa menjadi pahlalwan tanpa tanda jasa, bukan yang ingin mendapatkan status social dari masyarakat , tapi benar-benar menjadi guru professional dalam tuntutannya sebagai guru yang mulia dimata dunia dan akhirat. Aku tahu, menjadi seorang guru itu tidak semudah yang aku bayangkan . Hanya memberikan pengetahuan saja tidak cukup , tapi seoarang guru pun mempunyai tuntutan lain yaitu mampu menciptakan kader-kader penerus bangsa yang mempunyai kredibilitas , kapabilitas, bermoral tinggi serta mampu menghadapi tantangan masa depan. Aku akan bangga menjadi seorang guru ketika anak didiknya bisa sukses dan menjadi orang yang lebih berguna untuk semua orang atau mungkin bisa melebihi dirinya.
Namun , jika kita melihat kehidupan pendidikan saat ini, peran menjadi seorang guru sering kali dipertanyakan dan diragukan .Dengan misi menciptakan kader-kader penerus bangsa yang mempunyai kredibiltas , kapabilitas dan bermoral tinggi tidak sinkron dengan peserta didiknya yang mulai menjauh dari kondisi yang mereka yang di harapkan saat ini. Yang lebih memperihatinkan, para pelajar sekarang dinilai mulai terjadi demoralisasi, terjebak ke dalam sikap hidup instan. Zaman memang benar-benar sudah berubah. Kini menjadi seorang guru pun mempunyai tanggungan beban yang cukup berat ,Pergeseran nilai yang melanda masyarakat modern, mulai menggiring dampak terhadap dunia pendidikan. Kita sebagai Generasi penerus bangsa yang berkualitas yang kelak akan memimpin negeri ini, tidak luput dari sentuhan tangan sang guru.
Pada saat inilah kita sebagai generasi muda sepatutnya menjadi generasi yang berkualitas yang mampu bersinkronisasi dengan guru menjadi kader-kader yang kredibilitas, kapabilitas dan bermoral tinggi .Menjadi Guru professional yang menjadi harapan banyak orang pun tidak mudah seperti dulu yang belum tercampur dengan atmosfer zaman saat ini.Meskipun begitu, guru akan tetap menjadi orang yang mulia karena guru adalah wakil Alloh.
Sekarang kita sebagai peserta didik , tapi kelak kitalah yang menjadi panutan generasi selanjutnya .Meskipun kita tdak menjadi seoarang guru tapi setidaknya kita bisa mengembangkan sikap mulia seorang guru dalam menghadapi dunia pendidikannya saat ini. Tapi kita akan menghadapi masa depan untuk kita sogsong. Di saat itulah kita menyadari betapa berharga dan mulianya seoarang guru hingga membuat kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi semua orang serta mampu menghadapi masa depan yang lebih rumit.Tanpa mereka kita tidak akan menjadi seperti ini.Tanpa mereka kita bukan siapa-siapa.Tanpa guru pun aku tidak akan menjadi aku. Terimakasih untuk guruku.